Bingkisan Istimewa untuk Ayah yang Teristimewa


lebaran tahun 2013 (dokpri)
Saat menuliskan ini terasa masih ada yang mengganjal. Satu persatu kata ku tulis,meskipun apa yang ku hadapi terkadang terlalu sulit untuk ku percaya, seolah seperti mimpi. Hari ke-enam di bulan Februari, di awal tahun 2014 adalah hari yang sangat tidak ku sangka. Ayah ku, salah satu inspirasi bagiku begitu cepat meninggalkan ku, meninggalkan orang-orang yang menyayanginya. Sejak aku mulai belajar berjalan, sejak itu pula aku sudah tak lagi tinggal bersama ayah dan ibu ku. Inilah yang terkadang menjadi pukulan berat bagi ku. Masih merasa, belum benar-benar mengenal sosok ayah lebih jauh lagi. Meski aku tahu, jarak tidak akan memupus kasih sayang dan doa ayah yang selalu tercurah untukku.
Semuanya terasa sangat sebentar. Masih terlalu sedikit aku mendengar ayah bercerita. Mendengarkan ayah mengungkapkan mimpi-mimpinya, nasihat dan petuahnya. Bahkan ayah memilih pergi meninggalkan kami sebelum kami sempat membalas budi baik ayah, “Yah...kami meyayangimu, tapi anak mu ini yakin,ada yang lebih menyayangi mu. Alloh akan selalu memeluk mu...dengan kasih sayang-Nya yang melebihi kasih sayang anak-anak mu ini. Yah...jika semua ini memang yang terbaik untuk ayah, hanya doa yang dapat kami kirimkan selalu untuk ayah. Ayah tidak perlu khawatir...kami,anak-anak mu akan selalu menjaga ibu sekuat kemampuan kami”.
liburan ayah sebelum pensiun
dan purna dari segala tugasnya (dokpri)
Terlepas dari itu, saat pertama kalinya merawat ayah, pertama kali pula beliau sakit dan dirawat di rumah sakit...22 Januari 2014 lalu, tak terbayang sedikit pun kalau ayah akan pergi secepat ini. Satu minggu bersamanya, melihat semangat ayah untuk sembuh, besar harapan...ayah yang akan ada di sampingku, mendampingiku saat aku menyelesaikan studi ku nanti. Tetapi Alloh berkendak lain. Saat ini aku percaya, ayah mendapatkan tempat yang lebih baik. Sekarang hanya doa, bingkisan istimewa untuk ayah yang teristimewa. Kehidupan ini akan terus berlanjut, dan dia yang telah pergi untuk selamanya, akan menemukan kehidupan yang lebih baik di sana. Pesan terakhirmu yang teramat singkat, meminta ku agar terus belajar dan jangan sampai meninggalkan sholat dan jika ayah dapat mendengar ku, “Yah ijinkan anak mu ini untuk melanjutkan dan mewujudkan keinginan serta cita-cita ayah, meskipun masih terlalu berat menjalani waktu tanpa ayah..tetapi kekuatan itu harus selalu ku sertakan di setiap langkah ku. Yah...terima kasih atas bimbingan, nasihat, doa dan segala bentuk kasih sayang ayah kepada anak-anak mu ini. Yah...maafkan kami, belum dapat membalas segala budi baik ayah. Yah...maafkan kami jika saat kami menghabiskan waktu bersama ayah tak sengaja kami sering mengecewakan ayah atau bahkan secara sengaja kami membuat ayah kesal. Yah...maafkan kami,tenanglah di sana..kami menyayangi mu”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lawu 3.265 (Antara Dingin, Anggrek dan Berry)

Keringat mu..Tak dihargai Seberapa, Tetapi Niat mu Luar Biasa

GUNUNG SINDORO 3.153 mdpl PADANG EDELWEISS SINDORO