Kenapa suka mendaki gunung?

Merbabu dilhat dari Merapi (dokpri)
Mamak ku, bapak ku, teman-teman ku (tapi tidak semuanya) dari SD, SMP sampai SMA dan sampai kuliah ini ada yang bertanya “kenapa...kamu suka ndaki, emang ndaki itu nyari apa?kalo di gunung itu ada apa aja? Dan banyak lagi pertanyaan yang mereka tanyakan. Bingung, ya itulah yang pertama kali aku rasakan waktu menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Tapi inilah hobi, inilah kesenangan ku. Pernahkah kita bertanya pada diri kita masing-masing, misalnya “kenapa saya suka coklat? (bagi yang suka coklat) kalo jawabannya “karena coklat itu enak, coklat itu membuat mood ku menjadi lebih baik, coklat itu...dan segudang jawaban mengapa coklat itu kalian suka. Sama halnya naik gunung, bagi ku naik gunung itu menyenangkan, naik gunung itu adalah salah satu jalan untuk menghilangkan rasa jenuh ku, naik gunung itu membuat ku lebih sadar kalo aku ini hanya manusia kecil ciptaan-Nya, naik gunung itu membuat mood ku menjadi lebih baik, dengan naik gunung aku menemukan hal-hal yang tidak ku dapatkan di tempat lain...dan masih banyak alasan mengapa aku suka naik gunung.
Sun rise di Merbabu (dokpri)
Awalnya...aku naik gunung hanya mengikuti teman-teman ku. Berada di lingkungan teman-teman yang suka naik gunung, menjadikan ku memilih hobi ini. Sebenarnya dari SD, SMP dan SMA aku memang menyukai kegiatan di alam bebas. SD, SMP, SMA aku tidak pernah absen ikut pramuka. Meskipun sebenarnya aku juga menyukai hobi bermusik, karena banyak hal yang tidak mendukung..ya sudahlah aku berpaling ke hobi ku, berpetualang.
Tahun 2011 adalah tahun pertama, aku naik gunung. Gunung yang pertama kali aku hampiri saat itu adalah Gunung Sindoro.Pertama kali ada rasa takut, takut kalau ketemu ular, takut ketemu macan (haha...maklum lagi pertama kali), takut melihat jurang yang dalam, dan yang paling horor adalah takut ketemu hantu.Singkat cerita, karena ajakan salah satu teman ku..aku minta ijin ke mamak dan bapak ku dan alhamdulillah ke-4 orang tua ku mengijinkan. Meskipun sebenarnya mereka juga rada cemas. Akhirnya untuk pertama kalinya, aku dapat menyapa Puncak Gunung Sindoro yang luas, cantik, dan begitu menarik. Bahkan dari ketiga gunung yang pernah ku hampiri, puncak Sindoro adalah puncak tercantik, menurut versiku.
Sun rise di Merapi (dokpri)

Lega yang ku rasakan waktu itu, bersyukur, kagum, heran, senang, puas, dan banyak hal yang tidak dapat ku gambarkan dengan sepenggal kata atau sebaris alinea. Hingga akhirnya..setelah hampir 4 tahun dan beberapa kali naik gunung, aku mendapatkan jawaban yang benar-benar aku inginkan. Gunung adalah tempat ku mengenal Indonesia lebih jauh, bahkan dunia (semoga..ammin). Gunung telah menyadarkan ku, kalau manusia seperti ku sangatlah kecil. Gunung menjadi keluarga kedua bagi ku, karena di gunung aku mengenal orang-orang dengan watak dan karakternya masing-masing. Gunung mengajarkan ku bagaimana melawan rasa putus asa, dan berjuang untuk sabar demi mendapatkan puncak cita-cita yang ku inginkan. Gunung menjadikan ku belajar lebih kuat dalam keterbatasan dan kesederhanaan...dan yang paling penting, gunung telah membuktikan bahwa di dunia ini kita tidak hanya hidup sendiri. Tetapi kita hidup berdampingan dengan makhluk lain baik yang tampak, maupun tidak nampak (kok rada horor ya? :D) dan disanalah ada toleransi, saling menghargai dan menghormati..itulah yang ku dapatkan dari gunung.
Lawu via Cemoro Sewu (dokpri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lawu 3.265 (Antara Dingin, Anggrek dan Berry)

Keringat mu..Tak dihargai Seberapa, Tetapi Niat mu Luar Biasa

GUNUNG SINDORO 3.153 mdpl PADANG EDELWEISS SINDORO