Ngreweng, Masih Belum Berubah
Jika
pada waktu-waktu sebelumnya aku banyak menghabiskan waktu ku dan memilih gunung sebagai tempat melepas
penat, tetapi tidak untuk kali ini. Pantai adalah pilihan yang tepat dan memang
karena alasan kepepet. Rencana
kemping bersama di Merbabu, kandas juga setelah beberapa minggu status Merapi
dinyatakan waspada. “Merbabu ditutup“, kata seorang teman. Cepat-cepat kami
berunding untuk mencari opsi tempat yang kira-kira menarik dan suasananya memang
menenangkan. Setelah melewati beberapa diskusi pendek, akhirnya Ngreweng
menjadi pilihan kami.
Berangkat bersama dari kampus, Selasa sore 13 Mei 2014 membawa bekal yang memang sangat banyak. Meskipun
dua tahun lalu saya pernah mengunjungi tempat itu, tak bosan rasanya untuk
kembali menyambanginya kembali. Ingin menilik,adakah yang berubah ataukah masih
sama saja seperti dua tahun lalu? Dan akhirnya terjawab juga. Berangkat dengan teman-teman
yang berbeda, meskipun berada di tempat yang sama, keceriaan bercengkerama
bersama orang-orang terdekat menjadi sebuah pengobat bosan dan penat. Meskipun
cuaca malam itu tak terlalu bersahabat, dan tak ada kerlip bintang yang
menghias pekatnya malam, tetapi candaan kawan menjadikan malam yang terlewatkan
berasa sebentar. Ngreweng masih belum berubah, masih tetap asri dan
menenangkan. Jauh dari hiruk pikuk karamaian kota, hanya terdengar deburan
ombak dan tiupan angin pantai. Hingga pagi akhirnya menjemput. Mentari mulai
datang dari balik bukit-bukit karst yang gersang. Kicauan burung, kibasan
ikan-ikan kecil berlarian di aliran air parit yang tenang. Pagi yang indah. Memasak
bersama, makan bersama dan diskusi bersama mengawali pagi itu. Mulai lagi
memasak dengan kompor dan tabung 3 kg, sungguh kemping yang istimewa.
Karena
hari semakin siang, dan perut sudah terisi saatnya menjejakkan kaki ke pantai
berpasir putih yang sunyi dan sepi. Kami mengekspresikan diri masing-masing
hingga akhirnya di antara deburan ombak itu aku tersadar, "pantai nan cantik,
memang tak akan penah membosankan, inilah negeri ku dengan ribuan pantai dan
semoga kami selalu dapat menjaganya". Untuk menjaga keasriannya, maka kami tak
lupa membersihkan pantai itu agar tetap cantik dan indah. Setelah kami anggap
bersih, maka kami berkemas dan bergegas untuk pulang karena masih banyak aktivitas
menanti untuk diselesaikan.
Komentar
Posting Komentar